Search Menu
Home Latest News Menu
Indonesia

Koronna menciptakan ruang aman untuk pecinta techno melalui INFECTED

Dengan menyorot nama-nama techno lokal seperti Ecilo, Konseptah dan Dost — Koronna meruntuhkan batasan di lantai dansa November lalu.

  • Jemima Panjaitan
  • 8 December 2023
Koronna menciptakan ruang aman untuk pecinta techno melalui INFECTED

Debaran jantung penikmat techno semakin berkumandang dengan hadirnya INFECTED yang dipersembahkan oleh Koronna. Berlangsung di BOF Kemang pada tanggal 24 November 2023 kemarin, malam techno mereka mengusung prinsip kalau di lantai dansa itu nggak ada batasan. Menjadi tempat yang aman untuk para pecinta techno.

Dengan tagline #MaximumRave, INFECTED menyorot DJ techno lokal dari Ecilo, Konseptah, Dost, Yose dan Rangga. Mixmag Indonesia ingin menelusuri pergerakan techno di Indonesia dan berkesempatan ngobrol dengan teman-teman kami di Koronna.

Baca selanjutnya: New documentary explores the future of techno

Koronna berawal dari Yose dan Rangga yang iseng mengulik mixtape beberapa produser dan DJ techno dan memainkan track 4/4 super repetitive dengan kick, texture, dan ornamen yang terdengar seperti mengaung dari luar angkasa.

Perjalanan mereka dimulai di akhir 2019 ketika virus COVID-19 masih terdengar seperti sebuah mitos, sayangnya perjalanan itu harus terhenti karena mitos yang mereka dengar itu ternyata merebut beberapa teman, anggota keluarga dan ribuan lainnya di seluruh dunia.

Mereka akhirnya memutuskan untuk memulai pergerakan techno melalui live streaming. Techno menjadi teman mereka menyaksikan rentetan histeria yang terjadi selama pandemi.

Pergerakan mereka di dunia maya awalnya hanya dinikmati oleh beberapa teman dan akhirnya dari orang-orang yang mereka nggak kenal sebelumnya — termasuk Dost dan Konseptah yang sekarang sudah menjadi bagian dari Koronna.

Live streaming mereka juga menjadi jembatan penghubung dengan musisi elektronik, produser dan kolektif lain seperti 0636, Kretekklang, Batalion, YVO Tek dan Underradar Records yang akhirnya menjadi tempat mereka berkonsultasi mengenai membawa techno secara masif di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Baca selanjutnya: Ecilo is Jakarta’s answer to the electronic sound of Detroit

Skena techno di Indonesia juga sedang berkembang. “Sekarang jauh lebih baik walau masih dalam tahap pengukuhan.” ujar Yose ketika ditanya mengenai perkembangan genre tersebut di tanah air. Akhirnya, ketika dunia kembali menjadi lebih “normal”, Koronna berkesempatan untuk keluar dari studio dan tampil depan khalayak yang lebih luas.

“Pada saat itu mereka yang datang masih banyak yang merasa asing dengan musik yang kami bawakan, bahkan banyak juga dari mereka yang berteriak "drum ‘n’ bass! drum ‘n’ bass!”” Jelas Yose. Musik drum ‘n’ bass memang terlebih dulu mengukuhkan eksistensinya di Indonesia dan kebanyakan masyarakat mengasosiasikan musik dengan BPM cepat dengan musik elektronik asal Inggris tersebut.


Nggak butuh waktu yang lama untuk audiens Koronna dibuat familiar dengan musik techno, karena telinga mereka sudah dilatih untuk mendengarkan drum ‘n’ bass.

Hal ini pun membantu Koronna untuk tampil eksis di skena musik elektronik Jakarta — mereka yang datang ke acara Koronna seperti INFECTED sekarang sudah bisa menikmati musik yang mereka sajikan dengan apa adanya dari industrial, drum ‘n’ bass, hard bass, gabber dan lainnya.

“Hal itu nggak datang sebagai hadiah atas kerja keras kami sendiri, kami berterima kasih kepada seluruh rave allies yang berada di seluruh indonesia, yang mulai berani menunjukkan jati diri dan telah bersama-sama menciptakan perubahan ini, selain itu kami juga bersyukur bahwa DJ, produser, dan kolektif techno yang telah lebih dulu mendorong terjadinya perubahan ini selalu memberikan support dan mengajarkan kami untuk menciptakan ekosistem yang baik dikalangan para penampil, pekerja di venue, dan pastinya penonton dan pendengar yang perlahan tengah memadati skena ini”

Tujuan Koronna adalah membuat museum yang menggambarkan penampilan-penampilan mereka, mengajak semua yang datang untuk belajar bareng dengan mereka tentang semua detail dari techno tanpa keluar dari jalur dan visi underground yang dibuat oleh para kakek dan nenek buyut musik elektronik.

Baca selajutnya: Audio Nusantara: BBANDIT merajut kecintaan pada techno dalam mix 71 menit


Di awal 2024 ini, Koronna akan berpartisipasi untuk mengkonkretkan cita-cita itu dengan merilis kompilasi bersama produser-produser dari kolektif techno, bahkan dari kota-kota lain.


Album kompilasi ini berisi musik-musik techno dengan warna yang berbeda-beda dan tentunya dengan visi yang hampir sama. Goal mereka yang paling praktis, kompilasi yang dibuat bersama ini dapat didengar sebanyak-banyaknya baik oleh skena lokal maupun mancanegara.

Kolektif asal Jakarta ini juga menyatakan harapannya untuk skena techno lokal, “Harapan kita yang paling besar adalah terciptanya ekosistem yang lebih baik dan suportif lagi.

Para techno enthusiasts, apa lagi penampil yang membawa nama techno harus ngelatih telinga mereka dengan berbagai referensi techno mulai dari Detroit, Berlin, Italia, Jepang, Russia, Shanghai dan daerah manapun yang scene technonya mendarah daging sejak tahun 90an maupun yang baru berkembang sepuluh tahun terakhir, tujuannya supaya mereka nggak kaku dan cepat menilai satu sama lain.

Mimpi kami adalah terciptanya ekosistem yang saling mendukung dan terbuka untuk belajar dari satu sama lain. Mari ubah tradisi baku sikut politik yang (sudah jadi rahasia umum) pernah jadi aturan main di scene ini. Mari ciptakan ruang yang aman untuk berkreasi, menikmati malam dan tentunya menjadi diri sendiri, seperti yang diimpikan para pencetus musik pada waktu dulu”


Jemima Panjaitan adalah writer Mixmag Indonesia. Ikuti dia di Instagram.

Load the next article
Loading...
Loading...