Republik Chechnya, bagian dari Rusia, melarang musik dengan tempo di bawah 80 BPM dan di atas 116 BPM
Sesuai aturan baru ini, semua musik techno dan rave yang bertempo cepat akan dilarang
Republik Chechnya, bagian dari Rusia, melarang musik dengan tempo di bawah 80 BPM dan di atas 116 BPM (beats per minute). Larangan ini bertujuan untuk mempromosikan musik tradisional di wilayah tersebut.
Kementerian Kebudayaan Chechnya mengumumkan batasan tempo baru ini minggu lalu, seperti dilansir The Moscow Times. Larangan ini diharapkan dapat menghentikan musik Barat, termasuk musik dance cepat, yang dianggap "mencemari" Chechnya.
Lembaga berita Rusia TASS melaporkan dari pertemuan pada hari Jumat, 5 April, bahwa semua komposisi vokal dan musik di atas dan di bawah 80-116 BPM akan dilarang dengan disahkannya undang-undang baru.
Baca ini selanjutnya: Misbehaving Brits could be banned from Ibiza
"Saya mengumumkan keputusan final, yang disetujui bersama kepala Republik Chechnya Ramzan Akhmatovich Kadyrov, bahwa mulai sekarang semua karya musik, vokal, dan koreografi harus sesuai dengan tempo 80 hingga 116 beats per menit," kata Menteri Kebudayaan Musa Dadayev, menurut laporan TASS (dikutip CNN).
"Kita harus membawa warisan budaya masyarakat Chechnya kepada masyarakat dan masa depan anak-anak kita," katanya. "Ini termasuk seluruh spektrum standar moral dan etika kehidupan orang Chechen."
Larangan ini akan memastikan bahwa orang-orang di Chechnya sesuai dengan "mentalitas dan ritme musik Chechnya," Dadayev dilaporkan mengumumkan minggu lalu. "Mengadopsi budaya musik dari orang lain tidak dapat diterima," katanya (via Sky News).
Baca ini selanjutnya: German parliament legalises cannabis for personal use
Aturan baru ini berarti semua musik dance di atas 116 BPM — yang secara tradisional mencakup genre seperti house, techno, electro, drum and bass, dubstep, dan lainnya - akan dilarang.
Para musisi di daerah tersebut juga diminta untuk "menulis ulang" musik apa pun yang tidak sesuai dengan aturan ini sebelum 1 Juni, Dadayev dilaporkan mengatakan di aplikasi pesan Telegram.
Chechnya adalah republik Rusia di Kaukasus Utara, Eropa Timur. Dalam beberapa tahun terakhir, ada laporan kekerasan terhadap orang LGBTQIA+ di Chechnya, termasuk penahanan dan bahkan pembunuhan.
[Via Moscow Times]
Gemma Ross adalah asisten editor Mixmag, ikuti dia di Twitter