Audio Nusantara: Eksplorasi irama soulful dan groovy dari Monty
"Ini seperti sebuah perjalanan melalui berbagai suara dan rasa yang semuanya disatukan oleh groove yang halus dan khas."
Monty dan beats yang groovy — seperti sepasang kekasih yang nggak bisa dipisahin. Besar di beberapa negara dan terekspos dengan budaya yang berbeda-beda, Monty Hasan terjun ke dunia musik elektronik dengan antusiasme untuk membuat paduan yang khas dari semua keberagaman yang ada.
Energinya dibelakang dek udah mengantarkan musiknya ke level internasional sebagai pembuka untuk musisi seperti Jitwam, Cherokee, dan The Whooligan. Dalam perjalanan menemukan suara uniknya, Monty juga menggarap jadi produser musik dengan para musisi tanah air seperti Teza Sumendra, Laze, Monica Karina, dan Kara Chenoa.
Dengerin alunan soulful dan jazzy à la Monty dibawah ini.
Sekarang stay dimana dan gimana caranya bisa sampai ke titik yang sekarang?
Berasal dari latar belakang campuran Indonesia-Amerika, aku gede itu pindah-pindah antara San Diego, California, dan Jakarta untuk mengunjungi keluarga. Pas tahun 2015, aku pertama kali diperkenalkan sama musik di Jakarta. Setelah pindah ke Jakarta di tahun 2018, aku gabung sama De La House dan di Desember 2022, aku jadi salah satu pendiri dan music director di Bebop.
Apa sih hal favorit kamu tentang skena musik di Indonesia?
Kreativitas dalam musik di Indonesia. Selama bertahun-tahun ketemu sama musisi-musisi di Jakarta dan Bali, aku kagum banget sama keragaman musik yang dihasilkan di sini — suara berkualitas yang benar-benar mencolok di panggung internasional. Ngeliat teman-teman dan rekan-rekan merilis lagu dan remix yang diputar oleh DJ dan penggemar di seluruh dunia ngebuat aku excited banget sama industri musik kita.
Sebutin dong 5 kata yang menggambarkan DJ set kamu.
Booty Groove, smooth, eclectic, soulful, dan funky.
Dan, dalam 3 kata kamu itu orangnya kayak gimana sih?
Sabar, bersemangat, dan baik hati.
Apa aja sih tren musik yang baru-baru ini kamu tau dan ikutin? Terus suka nggak?
Walaupun aku utamanya emang main musik house tapi untuk club music, aku sadar kalo afrobeats, dancehall dan amapiano lagi naik banget. Baru-baru ini untuk set, aku lagi nyampurin lebih banyak suara yang terinspirasi sama musik Latin yang cocok banget sama set house yang soulful dan jazzy. Aku yakin sih rasa yang ada dari suara-suara ini bisa jadi perkenalan awal untuk pendengar di Indonesia sama afrobeats jadinya nggak hanya dengerin afrobeats di tempat-tempat hits di kota aja.
Ada nggak DJ dan produser di Indonesia atau Asia yang menarik perhatian kamu banget?
Semua teman yang udah aku temui selama 8 tahun terakhir selalu menarik perhatian aku sih. Setiap dari mereka sudah berkembang pesat selama bertahun-tahun, memperluas networking dan ngembangin suara mereka sendiri.
Bersyukur banget sih ketemu suatu komunitas musisi di dalam dan di luar dek yang kasih motivasi untuk menjaga semangat musik yang aku punya yang jadi bagian integral dari hidup aku sekarang.
Salah satu pelaku musik yang menginspirasi itu sahabat saya sendiri, Bleu clair (Kurni). Aku pertama kali nonton dia tampil waktu aku pindah ke Jakarta dan 15.000 kilometer dari Jakarta aku nonton dia lagi — tepatnya di tempat aku lahir, San Diego, California. Ngelihat seseorang dari komunitas ini diakui di panggung internasional ngebuat aku bangga banget jadi bagian dari musik Indonesia.
Jelasin dong satu prediksi kamu tentang dance music di dunia pasca pandemi yang makin heboh sama canggihnya teknologi jaman sekarang.
Dengan pertumbuhan teknologi, aku yakin kita akan melihat musik yang kualitasnya lebih tinggi. Meskipun alat-alat canggih seperti AI-powered mixdowns dan stem separation ngebuat lebih mudah dari sebelumnya untuk memproduksi musik, aku percaya sih itu akan mendorong musisi untuk bereksperimen dengan alat-alat ini untuk meningkatkan kualitas mereka biar bisa bersaing di antara kerumunan.
Apa sih inspirasi dibalik mix ini? — apa yang mendorong pikiran dan kreativitas kamu dan gimana proses kamu milih lagu-lagu ini?
Aku membuat mix ini untuk menunjukkan keragaman suara yang aku namain "The Booty Groove". Ini seperti sebuah perjalanan melalui berbagai suara dan rasa yang semuanya disatukan oleh groove yang halus dan khas.
Apa sih hal paling aneh yang pernah kamu lihat dari DJ booth?
Pengalaman paling berkesan di DJ booth itu di tahun 2021 waktu aku tampil back-to-back sama temen aku, Greybox di Bali. Kita tampil dengan setup di belakang bar. Awalnya sih nggak ada masalah, tapi pas di tengah penampilannya, Kiki yang mengontrol semua tombol-tombol. Aku lagi ngebungkuk untuk melihat lagu yang dia pilih dan bahu kami bersentuhan. Secara nggak sadar aku ternyata berdiri di atas genangan air dan itu membuat sirkuit listrik yang sempurna antara genangan air dan dek DJ. Nggak lama, kita berdua kesetrum. Kami membeku di tempat selama beberapa detik, saling menatap dengan kaget — itu adalah saat tercepat dalam hidup aku di mana tiba-tiba jadi 100% sadar.
Kita bisa lihat kamu main selanjutnya dimana nih?
Kalian semua selalu bisa menemukan aku tampil sama DJ resident di Bebop! Kami akan segera memulai kolektif musik kami, jadi pantau terus ya!
Jemima Panjaitan adalah writer Mixmag Indonesia. Ikuti dia di Instagram.